Rindu Tidak Memiliki Alamat Jelas
“Aku telah sampai pada titik di mana rindu tidak memiliki alamat jelas.”
Rindu yang Berdebu
aku ditertawakan anginmenjelma sekumpulan debu usang
menyelaraskan langkah kakimu yang ditelan tengah malam
mataku mengantuk, menahan derasnya kalimat tanya di setiap sudut imajinasi
bolehkah aku terduduk sebentar di punggung kakimu?
jejakmu selalu tercecer jauh
tepikan aku pada matamu,
biar kubunuh semua pandangan ...
kuayunkan tempat duduk di tengah ruang yang berkarat
haruskah aku terlelap tanpa sapa, ataukah menunggu kepulanganmu yang tanpa asa?
jangan sampai aku terbatuk di pagi hari
dicumbu harum debu yang pulang tanpa nadi lagi
Tria Nur Awalia, 2018
Rindu Tak Bertuan
kekasih,lihatlah jejak-jejak yang kau abaikan
di tengah keramaian kota ini, aku sendirian
manusia berlalu-lalang melahirkan pertemuan
sedangkan aku, tenggelam dalam kerumunan rindu yang tak bertuan
rinduku,
bawa aku pergi dari tempat ini
ke tempat yang paling jauh
menghindar dari orang-orang yang selalu membicarakan namamu;
tanpa sebuah perkenalan
Tria Nur Awalia, 2019
Mengusir Rindu
aku pernah percaya kepada rindu,sampai kutahan hingga menahun, memaksa diri untuk diam di tempat
aku pernah percaya kepada rindu,
dipaksa menjadi candu untuk menahan temu
aku terpaksa pernah percaya kepada rindu,
hingga masih kubawa saat di langkah pergiku
bahkan, setelah kau berpaling,
rindu ini masih ada dalam setiap celah kata
aku ingin mengusir segala rindu,
jika ia bersarang di otakku, berikan jalan keluar untuk melupa
jika ia mengakar di kakiku, izinkan aku lumpuh dalam keadaan hati merdeka
Tria Nur Awalia, 2019