Kupersilakan Duduk

 

Kupersilakan Duduk

Tria Nur Awalia

ada udara dingin yang tiada habisnya, langkahku hanya membutuhkan sandal hangat dengan sekantong teh celup hijau

ada percakapan guyub antara jam dinding dengan ketukan kantukku. mata masih sepenuhnya sadar, mengusap seluruh pandangan, satu titik putih yang berusaha (sulit) menyala pada sebuah lubang kunci

pintu siapa?

di dalamnya, berjuta metafora dilangitkan, keberanian diredam dalam dinding dan kosen berdebu

di luarnya, matahari dari timur ke barat. setiap hari menyaksikan tenggelamnya dengan saksama, diintip dari sela jendela yang gordennya selalu tertutup

bagaimanapun, ada yang perlu disematkan

dicari jalan datang, melalui renungan, menuntaskan yang harus dibayar. raungan kepunahan semakin menjadi hingga langit tak berwarna sama sekali

ditemukan sebuah khayal, tubuh dari lukisan mendobrak ruang hingga kehidupan menjadi benar-benar hidup

tubuh siapa?

kursi terperangkap dalam kanvas semrawut, keindahan dan kegundahan, awan dan rumput, segitiga dan jajaran genjang

gaduh peperangan, tawar-menawar percaya. daun-daun menjadi gugur, ranting-ranting berusaha menadah. mata mengerucut, menetes halus pada lipatan tisu

bagaimanapun, ada yang perlu diselamatkan


Subang, 30 Juli 2023

Postingan Populer